BUDAYA SUNDA
"TONTONAN JADI TUNTUNAN"
Sindang adalah sebuah kampung yang masuk wilayah Desa Mandapa Jaya Kabupaten Kuningan, masyarakat setempat biasa menyebutnya "Sindang Kolot." Akan tetapi kampung tersebut sekarang sudah tidak ditempati lagi oleh penduduk karena telah mengalami perobahan alam ( bencana longsor ), sehingga penduduknya berpindah ketempat lain yang tidak jauh dari kampung asalnya. Dalam pandangan masyarakat kampung Sindang Kolot merupakan kampung tua dan telah ada sejak dulu ( sebelum kampung-kampung disekitarnya ada kampung Sindang sudah berdiri ). Kalau memperhatikan cerita sesepuh / tokoh masyarakat terkait kampung tersebut, berkembang tradisi atau adat istiadat yang sampai sekarang terus diyakini yaitu larangan untuk melakukan hajatan dengan hiburan Wayang Golek. Hal seperi inilah yang perlu dilakukan penelusuran terkait larangan tersebut, disamping itu dibutuhkan juga kejelasan sejarah dari tokoh-tokoh / sesepuh setempat sehingga generasi sekarang dan yang akan datang tidak keliru dalam menyikapi adat istiadat/tradisi dan budaya daerahnya yang terus menerus dilestarikan. Tradisi tersebut tidak hanya berlaku pada kampung Sindang saja, ada beberapa kampung seperti "Citetel" yang masuk wilayah Desa Jatisari juga sama dilarang ada pentas seni wayang golek.
Larangan pentas seni wayang golek kalau saja dilanggar, berdasarkan cerita sesepuh kampung secara langsung ada kejadian aneh dan berbahaya seperti yang pernah terjadi di kampung Citetel. Barang kali itulah kehawatiran para sesepuh sampai sekarang tetap melarang sehingga menjadi tabu. Sepertinya larangan tersebut terkait dengan kisah perjalanan seorang tokoh spiritual masa lalu yang berasal dari Cirebon yang melakukan perjalanan ke arah selatan untuk mencari tempat/daerah yang bisa dijadikan kadipaten sebagai Cirebon ke dua, tetapi tidak ada tempat yang cocok karena setiap daerah yang didatanginya tidak memenuhi syarat. Tokoh tersebut berdasarkan cerita yang berkembang dimasyarakat, memiliki sebuah barang bertuah yang memiliki kekuatan goib luar biasa yaitu "Golek Kencana," dari pengaruh barang bertuah inilah yang menjadi munculnya larangan tersebut. Sebelum menelusuri kisah tersebut, akan kita coba memahami terlebih dahulu apa arti atau makna dari sebuah kampung.
1. Sindang Kolot
Kata "Sindang" mengandung arti "Tempat berkunjung"1. Sindang Kolot
Kata "Kolot" mengandung arti "Orang tua yang disegani dan memiliki karismatik (berpengaruh)".
Dapat dipahami bahwa jaman dulu tokoh dari Cirebon pernah berkunjung ke kampung Sindang dan beristirahat sebelum meneruskan perjalanan mencari tempat yang cocok untuk dijadikan kadipaten. Indikasinya bahwa tempat-tempat yang pernah tokoh tersebut datangi dan beristirahat dalam perjalanannya, semuanya terdapat adat istiadat larangan pentas wayang golek.
Siapakan tokoh spiritual dari Cirebon tersebut ? Kita tunggu kisah selanjutnya.
2. Mandapa
Selain "Mandapa" ada kesamaan nama dengan seorang putri trah Pajajaran dan Galuh, "Mandapa" juga mengandung arti "Pendopo/tempat Petapa".
Untuk mengetahui siapa petapa tersebut dan dimana letak/tempat melakukan pertapaannya perlu dikalukan pengkajian, penelusuran, infestigasi dan mengorek keterangan dari tokoh/sesepuh setempat.
3. Salem
Kata "Salem" mengandung arti "Kedamaian."
4. Citetel
Kata "Citetel" Mengandung arti "Ci" adalah Air "Tetel" adalah melekat.
Kita coba tarik kesimpulan dari makna kampung-kampung tersebut yaitu "Apabila budaya suatu daerah dan adat istiadatnya dilestarikan serta dipegang teguh baik oleh mesyarakat setempat maupan yang merantau dimana saja berada melekat sebagai nilai-nilah luhur, maka akan memperoleh kedamaian dan kehidupanpun akan lebih baik."
Selanjutnya perlu kita kaji / analisis cari penjelasan dari sesepuh setempat, tentang "Bibit Satali, Bibit Sasuku dan Bibit Sajampel" karena ada kaitannya dengan sejarah kampung-kampung tersebut diatas.
LANG LANG BUANA
Penjelasan yang kami peroleh dari sesepuh kampung "Citetel" yaitu dari Almarhum Bapak Salip tentang kisah seseorang kerabat dari Keraton Cirebon yang melakukan perjalanan ke wilayah selatan. Ketika kami tanya tentang siapa orang tersebut yang melakukan perjalanan keluar dari Keraton Cirebon, beliau tidak menyebutkan nama tokoh tersebut sepertinya ada yang dirahasiakan. Beliau terus kami tanya tentang nama tokoh tersebut, beliau hanya menyebut bahwa orang tersebut adalah seorang Prabu. Tetapi beliau bercerita tentang perjalanannya dan kisah kesaktian yang tokoh tersebut punya antara lain :
1. Ada hubungan dengan keluarga Keraton Cirebon
2. Tokoh tersebut memiliki kesaktian "Tilem timbul"
3. Memiliki barang-barang bertuah
4. Bisa mancala putra mancala putri (berobah bentuk)
5. Diyakini oleh masyarakat sampai sekarang masih
hidup.
6. Berpindah-pindah tempat dalam bentuk yang berbeda
7. Sangat dekat dengan Ir. Soekarno ( Presiden RI 1 )
8. Suka melakukan perjalanan dikenal dengan istilah
"Lang Lang Buana.".
Dapat dipahami bahwa jaman dulu tokoh dari Cirebon pernah berkunjung ke kampung Sindang dan beristirahat sebelum meneruskan perjalanan mencari tempat yang cocok untuk dijadikan kadipaten. Indikasinya bahwa tempat-tempat yang pernah tokoh tersebut datangi dan beristirahat dalam perjalanannya, semuanya terdapat adat istiadat larangan pentas wayang golek.
Siapakan tokoh spiritual dari Cirebon tersebut ? Kita tunggu kisah selanjutnya.
2. Mandapa
Selain "Mandapa" ada kesamaan nama dengan seorang putri trah Pajajaran dan Galuh, "Mandapa" juga mengandung arti "Pendopo/tempat Petapa".
Untuk mengetahui siapa petapa tersebut dan dimana letak/tempat melakukan pertapaannya perlu dikalukan pengkajian, penelusuran, infestigasi dan mengorek keterangan dari tokoh/sesepuh setempat.
3. Salem
Kata "Salem" mengandung arti "Kedamaian."
4. Citetel
Kata "Citetel" Mengandung arti "Ci" adalah Air "Tetel" adalah melekat.
Kita coba tarik kesimpulan dari makna kampung-kampung tersebut yaitu "Apabila budaya suatu daerah dan adat istiadatnya dilestarikan serta dipegang teguh baik oleh mesyarakat setempat maupan yang merantau dimana saja berada melekat sebagai nilai-nilah luhur, maka akan memperoleh kedamaian dan kehidupanpun akan lebih baik."
Selanjutnya perlu kita kaji / analisis cari penjelasan dari sesepuh setempat, tentang "Bibit Satali, Bibit Sasuku dan Bibit Sajampel" karena ada kaitannya dengan sejarah kampung-kampung tersebut diatas.
LANG LANG BUANA
Penjelasan yang kami peroleh dari sesepuh kampung "Citetel" yaitu dari Almarhum Bapak Salip tentang kisah seseorang kerabat dari Keraton Cirebon yang melakukan perjalanan ke wilayah selatan. Ketika kami tanya tentang siapa orang tersebut yang melakukan perjalanan keluar dari Keraton Cirebon, beliau tidak menyebutkan nama tokoh tersebut sepertinya ada yang dirahasiakan. Beliau terus kami tanya tentang nama tokoh tersebut, beliau hanya menyebut bahwa orang tersebut adalah seorang Prabu. Tetapi beliau bercerita tentang perjalanannya dan kisah kesaktian yang tokoh tersebut punya antara lain :
1. Ada hubungan dengan keluarga Keraton Cirebon
2. Tokoh tersebut memiliki kesaktian "Tilem timbul"
3. Memiliki barang-barang bertuah
4. Bisa mancala putra mancala putri (berobah bentuk)
5. Diyakini oleh masyarakat sampai sekarang masih
hidup.
6. Berpindah-pindah tempat dalam bentuk yang berbeda
7. Sangat dekat dengan Ir. Soekarno ( Presiden RI 1 )
8. Suka melakukan perjalanan dikenal dengan istilah
"Lang Lang Buana.".
MISTERI PENGELANA
Ketertarikan akan kisah perjalanan orang-orang terdahulu, membuat penulis terus mencarai informasi dari sesepuh -sesepuh setempat maupun -sumber lain yang bisa dijadikan referensi dalam penulisan. Keingin tahuan tokoh yang keluar dari Cirebon pada masa-masa Islam masuk ke wilayah Pajajaranpun, merupakan salah satu kisah yang terus kami cari informasi sejarahnya.
Komentar
Posting Komentar